The word 'happiness' would lose its meaning if it were not balanced by sadness....

Senin, 16 Januari 2012

Ilmu Pengetahuan Tentang Cinta


Tulisan ini terinspirasi dari kesadaran saya akan setiap maha karya  kreatifitas manusia di dunia, dari mulai lagu, mitos dan dongeng, hingga berbagai kreasi lukisan, pahatan serta arsitektur. Apabila kita perhatikan bagaimana nyaris setiap karya tersebut terinspirasi dari ataupun bertemakan elemen romansa. Contoh yang paling mudah  ditemukan adalah dalam dunia musik yang sepertinya tidak pernah kehabisan stok lagu-lagu tentang cinta. 
Kenapa ya ?, Dan ternyata ketika saya search, dengan tepatnya  ketemulah jawabannya di artikel ini: Kreatifitas Cinta. Dalam artikel tersebut  menyebutkan, berdasarkan penelitian seorang psikolog, Jens Forster, dari University of Amsterdam yang berjudul Why Love Has Wings and Sex Has Not, maka dapat disimpulkan “cinta itu membuat kita cenderung berpikir lebih besar dan kreatif”.  
Wow !, sebegitu hebatkah cinta itu.. 
Yup, selain itu cinta bagi saya adalah komponen yang 

membuat dunia ini  hidup, tanpa cinta kita semua mungkin tidak pernah ada didunia ini. 
Konon manusia pertama didunia, Adam dan Hawa saling mencintai satu  sama lain sehingga bisa memunculkan keturunan hingga akhirnya kita 
bisa terlahir disini. Tentu karena cinta jualah orangtua kita beserta  seluruh orangtua dari orangtuanya kita dst. akhirnya mampu membesarkan kita semua sehingga kita semua bisa merasakan indahnya cinta juga. Maka sudah saatnyalah bagi kita untuk berterima kasih kepada sang pahlawan kita, - cinta. Dengan jalan mensyukurinya, yakni berupa menebarkan cinta itu ke dalam setiap perbuatan yang kita lakukan. Selain daripada itu karena hal-hal tersebut pulalah timbul pertanyaan dibenak diri saya, “Lantas sebenarnya ada apa sih dengan cinta ?”. 
Melalui tulisan sederhana inilah akhirnya saya bermaksud untuk berbagi  dengan Anda semua sedikit tentang perihal cinta yang telah saya ketahui. 

Selamat menyimak... 



Jika Anda menanyakan darimana cinta itu berasal tentu bisa dijawab  dengan jawaban cinta itu berasal dari takdir Tuhan. Jawaban tersebut memang benar tetapi tidak memuaskan. :)  

Secara ilmiah ini memang agak membingungkan, akan tetapi ilmu pengetahuan mengatakan, jawabanya adalah jatuh cinta itu berasal dari hidung lalu turun ke hati. Loh !? Bukan dari mata turun ke hati toh..!!??  

Ya, memang begitulah adanya. Perasaan cinta yang kita rasakan muncul karena di dalam tubuh diproduksi beberapa zat-zat tertentu yang sedikit membius otak dan efeknya bisa disamakan dengan efek narkoba. Salah  satu zat ini dinamakan feromon 

Istilah feromon berasal dari bahasa Yunani yaitu “phero” yang artinya  “pembawa” dan “mone” “sensasi” (feromon = pembawa sensasi). Senyawa feromon sendiri didefinisikan sebagai suatu subtansi kimia yang berasal dari kelenjar endokrin dan digunakan oleh mahluk hidup untuk mengenali sesama jenis, individu lain, kelompok, dan untuk membantu proses reproduksi. Senyawa feromon pada manusia terutama dihasilkan oleh kelenjar endokrin pada ketiak, telinga, hidung, mulut, kulit, dan kemaluan. Feromon aktif apabila yang bersangkutan telah akil balig.   

Feromon ini bisa mempengaruhi hormon-hormon dalam tubuh manusia  lainnya (terutama otak). Contoh paling mudah adalah "bau badan". Hus 
jangan salah !, lepas dari jenis bau badan menyengat hingga bikin orang  lain menjauh, setiap manusia punya bau yang khas dan menjadi ciri dirinya. Oleh para ahli dianalogikan bahwa bau badan itu seperti "sidik  jari”. Jadi, kita masing-masing punya bau yang unik dan sangat berbeda dengan manusia  lainnya. Dengan demikian feromon yang dihasilkan manusia, di masa depan bisa jadi salah satu identitas diri.   

Sifat dari senyawa feromon sendiri tidak kasat mata, mudah menguap,  tidak dapat diukur, tetapi ada dan dapat dirasakan oleh manusia. Senyawa feromon ini biasa dikeluarkan oleh tubuh saat sedang berkeringat dan dapat tertahan dalam pakaian yang kita gunakan.  

Feromon pada manusia merupakan sinyal kimia yang berada di udara  yang tidak bisa dideteksi melalui bau-bauan tapi hanya bisa dirasakan oleh vomeronasal organ (VNO) di dalam indra pencium. Sinyal feromon  ini diterima oleh VNO dan dijangkau oleh bagian otak bernama hipotalamus. Di sinilah terjadi perubahan hormon yang menghasilkan  respons perilaku dan fisiologis. Menimbulkan rasa ketertarikan antara dua orang berlainan jenis dengan bekerja sebagai pemicu dalam reaksireaksi kimia. Ketika dua orang berdekatan dan bertatapan mata, maka feromon akan tercium oleh organ tubuh manusia yang paling sensitif  yaitu VNO, organ dalam lubang hidung yang  mempunyai kepekaan  ribuan kali lebih besar daripada indera penciuman. Dari disinilah terjadi apa yang dinamakan dengan cinta. (he2. tampaknya jadi terdengar  kurang romantis ya..)   

Konon kemampuan tubuh untuk menghasilkan feromon berkurang  setelah dua sampai empat tahun. Apakah ini berarti cinta itu hanya  bersifat sementara?.   
Penasaran kan ?, makanya terus baca sampai habis tulisan ini. 


Ada banyak definisi tentang cinta, ada yang bilang cinta itu takdir, cinta  itu buta, cinta itu indah, cinta itu luapan emosi, cinta itu kagum atau menyukai sesuatu, dan lain sebagainya. Pernyataan diatas tentang cinta itu adalah benar, namun terlepas dari itu semua, ilmu pengetahuan mengatakan bahwa cinta itu adalah proses biologis berupa reaksi kimia didalam tubuh kita.  

Cinta dipengaruhi oleh pelepasan hormon/neurotransmitter. Hormon berasal dari bahasa Yunani “Horman” yang berarti “menggerakan”, atau  dengan kata lain hormon adalah pembawa pesan kimiawi antar sel atau antar kelompok sel. Berbeda dengan feromon yang dapat menyebar ke luar tubuh dan hanya dapat mempengaruhi dan dikenali oleh individu lain yang sejenis (satu spesies), hormon hanya dapat menyebar di dalam tubuh. Saat kita mencintai seseorang maka dilepaslah hormonhormon yang membuat tubuh kita bereaksi, merasakan berbagai perasaan dan emosi.  

Salah satu hormon yang dikeluarkan oleh tubuh itu adalah dopamin. Dopamin ini memiliki efek selayaknya kokaine. Ketika Anda bertemu seseorang yang Anda sukai, hormon dopamine ini bekerja dan sifatnya addictive. Artinya mereka yang menyukai pasangannya seakan-akan ketagihan untuk terus bertemu dengan orang yang disukainya itu.  

Dalam proporsi yang tepat, dopamin menciptakan energi intens, kegembiraan, dan fokus perhatian, dan itulah sebabnya, ketika Anda baru jatuh cinta, Anda dapat tetap terjaga sepanjang malam, mendaki  gunung lebih cepat, dan menekan batas kemampuan Anda. Cinta  membuat Anda lebih berani menjalani risiko yang biasanya tidak Anda ambil. (dalam dosis tinggi bisa jadi juga membuat Anda berani melakukan resiko seperti bunuh diri.. hiih sereem..). 


“Aku tak bisa hidup tanpamu, kamu berada di aliran darahku, kamu  adalah nafasku, aku tak ingat makan, tak ingat minum, tak ingat bobo, tak ingat mandi dll. semua itu karena mengingat kamu...”.  

Mungkin kata-kata lebay dan alay diatas tak asing lagi kita dengar dari mulut seseorang yang tengah dimabuk asmara. Dalang dibalik keadaan tersebut adalah hormon fhenthylamine. Selain hormon fhenthylamine ada juga hormon adrenalin. Sebagian pengaruh dari adrenalin ada yang mirip dengan fhenthylamine, yaitu mempercepat nafas. Selebihnya ada lagi hubungannya dengan, "tak ingat makan, tak ingat minum..". Ketika hormon ini bekerja, efek yang ditimbulkan dapat menghilangkan nafsu makan karena organ pencernaan jadi bekerja lebih lambat. 

Nah, yang berikutnya rada-rada menakutkan. Rupanya, selain hormon  dopamine yang bekerja selayaknya kokain, ada juga hormon yang  bekerja selayaknya morfin. Hormon ini bernama endorphin. Endorphin dikatakan adalah morfinnya tubuh karena memang sifatnya yang seperti 
morfin (tahukan morfin ?, masih sejenis narkoba juga loh..). Hormon ini  sebenarnya hanya akan muncul ketika kita merasakan sakit,  kegembiraan, dan orgasme. Namun, rupanya ketika kita jatuh cinta, hormon ini juga bekerja, oleh karena itu orang yang jatuh cinta merasa bahagia (kadang-kadang membuat senyum-senyum sendiri). Uniknya ketika Anda memakan cokelat, hormon endorpin ini juga akan dihasilkan. Itulah sebabnya ada baiknya apabila kita memberikan hadiah cokelat kepada pasangan kita. :)  

Selain itu ada juga vasopresin. Hormon ini memiliki peranan dalam kegiatan sexual. Hormon ini dapat menekan sekresi air, berperan sebagai antidiuretik yang dapat mengatur pengeluaran urin. Tanpa hormon ini, Anda sudah pasti memerlukan bantuan pampers karena tidak bisa mengatur air kencing sendiri.  

Dan yang terakhir adalah oxytocin yang merupakan hormon yang  terkait dengan perasaan kepuasan. Ketika Anda memeluk atau membelai pasangan Anda, hormon ini akan dihasilkan di hipotalamus.  


Saat kita jatuh cinta, bagian otak yang bertugas sebagai pengontrol depresi dan analisis, sama sekali tidak bekerja, sebaliknya bagian otak 
pengontrol intuisi, rasa "ser-seran" dan bagian otak yang bekerja  merespon obat bekerja dengan aktif.  

Kesimpulannya Menurut psikiater dan asisten klinik psikiater di  University of California San Francisco School of Medicine, Dr. Thomas  Lewis, dalam bukunya yang bertajuk A General Theory of Love mengatakan, “jatuh cinta memang bukan merupakan fungsi otak, jatuh cinta itu lebih merupakan fungsi saraf “. Jadi tidak heran kenapa orang yang jatuh cinta kerap melakukan hal-hal bodoh, karena mereka -mungkin- "bekerja" tanpa menggunakan otak. (hahaha)  

Mengingat penelitian biologi saat ini, tampaknya bahwa ungkapan "jatuh cinta membuat gila" bukan hanya metafora. Ada banyak bukti yang menunjukkan bahwa jatuh cinta secara fisiologis mirip dengan penyakit mental. Misalnya saja gangguan seperti OCD (Obsessive-Compulsive Disorder). Si penderita OCD biasanya mempunyai pikiran tertentu yang tak dapat dilenyapkannya (obsesi) atau melakukan suatu tindakan berulang-kali tanpa kendali (kompulsi). Hal ini berkaitan dengan ketidakseimbangan serotonin, dan ketika dipelajari, peneliti menemukan bahwa seseorang yang jatuh cinta memiliki kadar serotonin 40% di bawah normal.  


Yup, tanpa diragukan lagi cinta sejati itu memang ada, buktinya kita  bisa melihat pasangan kakek-nenek yang tetap saling mencintai sampai ajal  memisahkan mereka.  


Sebelumnya kita harus mengerti dulu apa itu “cinta sejati”. Ada banyak  definisi cinta sejati, jumlahnya tak terhitung saking banyaknya. Namun  kita tak perlu bingung. Toh kebanyakan definisi itu merupakan hasil pemikiran subyektif dan tidak logis. Supaya tidak terjebak dalam kebingungan, lebih baik kita bersandar pada definisi cinta sejati yang ilmiah, obyektif, dan logis. 

Salah satu definisi yang ilmiah, obyektif dan logis itu dikemukakan oleh  M Scott Peck dalam The Road Less Travelled. Ia mendefinisikan cinta sebagai “kemauan untuk mengembangkan diri sendiri dengan maksud memelihara pertumbuhan spiritual diri sendiri atau perkembangan spiritual orang lain”. 

Ungkapan “dengan maksud” pada definisi tersebut digarisbawahi  karena tujuanlah yang terutama membedakan antara cinta dan yang bukan cinta. Dengan demikian, cemburu buta atau pun upaya mengekang sang kekasih (walau dengan alasan demi menjaga keselamatannya) bukanlah cinta sejati. 

Dalam pada itu, untuk memelihara perkembangan spiritual orang lain  yang kita cintai, kita perlu lebih dulu mengembangkan diri sendiri. Mengapa demikian? 
M Scott Peck menerangkan: 
“Bila kita mencintai seseorang, cinta kita dapat dibuktikan atau  diwujudkan hanya dengan cara pengerahan tenaga kita sendiri…. Cinta bukan tanpa usaha. Sebaliknya, cinta itu penuh dengan usaha”.  

Nah, sekarang mari kembali ke bagian ilmu pengetahuannya. Pasangan dalam hubungan jangka panjang dan bahagia berarti telah beralih dari kedaan dimabuk asmara akibat dopamin- ke induksi oxytocin tenang. Oxytocin selain terkait dengan perasaan kepuasan sebagaimana dituliskan sebelumnya adalah hormon peptida yang mempromosikan rasa ikatan dan hubungan dan dilepaskan selama menyusui, pelukan, dan orgasme 

Pasangan yang berhasil dalam mencari cara untuk merangsang pelepasan oxytocin dalam satu sama lain lebih cenderung senang untuk tetap selalu bersama. Jadi, apa yang bisa kita lakukan untuk merangsang pelepasan oxytocin, dan dengan demikian tetap saling 
terhubung dan bahagia dengan pasangan? (sssstttt... khusus buat  kelangengan hubungan suami-istri !!) 

1. Memperhatikan pasangan secara detail.
2. Ambil tindakan untuk membuat keinginan manjadi kenyataan.
3. Melakukan petualangan bersama-sama, seperti mengunjungi  tempat-tempat baru, naik roller 
    coaster, berolahraga bersama, dll. 
4. Tunjukkan kasih sayang dengan kata-kata romantis.
5. Menunjukkan kemesraan lewat foto.
6. Berikan hadiah sebuah lagu.

Note: Ditambahkan juga beberapa link terkait istilah-istilah diatas sebagai bahan referensi detail.

Semoga bermanfaat ;)

Source : yogapw.wordpress.com, newlyweds.about.com, wikipedia.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar